Jumat, 30 Maret 2018

PRINSIP-PRINSIP MULTIMEDIA PEMBELAJARAN

Prinsip-prinsip multimedia pembelajaran 


Multimedia
Multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan animasi secara terintegrasi. Multimedia terbagi menjadi dua kategori, yaitu: multimedia linier dan multimedia interaktif.
Multimedia linier adalah suatu multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh penguna. Multimedia ini berjalan sekuensial (berurutan), contohnya: TV dan film.
Menurut Rosch Multimedia dapat diartikan sebagai kombinasi dari komputer dan video (Rosch, 1996). Kombinasi dari paling sedikit dua media input atau output. Media ini dapat berupa audio (suara, musik), animasi, video, teks, grafik dan gambar (Turban dan kawan-kawan, 2002)
Hofstetter mengatakan,  multimedia adalah pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak ( video dan animasi ) dengan menggabungkan link dan tool yang memungkinkan pemakai melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi dan berkomunikasi, menggabungkan link dan tool yang memungkinkan pemakai melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi dan berkomunikasi.
Computer Technology Research  (CTR)  menyatakan bahwa 20% manusia menyerap apa yang mereka lihat, 30% apa yang mereka dengar, 50% apa yang mereka lihat dan dengar, dan 80% apa yang mereka lihat, dengar, dan lakukan saat itu. Maka dari itu multimedia menjadi sangat efektif dalam pembelajaran. Multimedia juga akan membantu menyebarkan informasi kepada jutaan orang yang bahkan tidak memiliki komputer dan tidak mengerti komputer.

1. Prinsip Multimedia
Prinsip multimedia berbunyi murid bisa belajar lebih baik dari kata-kata dan gambar-gambar daripada dari kata-kata saja (Mayer, 2009:93). Yang dimaksudkan dengan kata-kata adalah teks tercetak di layar yang dibaca pengguna atau teks ternarasikan yang didengar pengguna melalui speaker atau headset. Yang dimaksudkan dengan gambar adalah ilustrasi statis seperti gambar, diagram, grafik, peta, foto, atau gambar dinamis seperti animasi dan video. Clark & Mayer (2011:70) menggunakan istilah penyajian multimedia untuk menyebut segala penyajian yang berisi kata-kata dan gambar.
Mayer (2009:93) beralasan bahwa saat kata-kata dan gambar-gambar disajikan secara bersamaan, siswa punya kesempatan untuk mengkonstruksi model-model mental verbal dan piktorial dan membangun hubungan di antara keduanya. Sedangkan jika hanya kata-kata yang disajikan, maka siswa hanya mempunyai kesempatan kecil untuk membangun model mental piktorial dan kecil pulalah kemungkinannya untuk membangun hubungan di antara model mental verbal dan piktorial.

2. Prinsip Keterdekatan
Prinsip keterdekatan terbagi dua, yaitu keterdekatan ruang atau keterdekatan kata tercetak dengan gambar yang terkait (Mayer, 2009:119; Clark & Mayer, 2011:92) dan keterdekatan waktu atau keterdekatan kata-kata ternarasi dengan gambar yang terkait (Mayer, 2009:141; Clark & Mayer, 2011:102). Prinsip keterdekatan ruang menyatakan bahwa siswa bisa belajar lebih baik saat kata-kata tercetak dan gambar-gambar yang terkait disajikan saling berdekatan daripada disajikan saling berjauhan (Mayer, 2009:119). Sedangkan prinsip keterdekatan waktu menyatakan bahwa siswa bisa belajar lebih baik jika kata-kata ternarasikan dan gambar-gambar yang terkait (animasi atau video) disajikan pada waktu yang sama (simultan) (Mayer, 2009:141).
Alasan Mayer (2009:119) berkaitan prinsip keterdekatan ruang adalah saat kata-kata dan gambar terkait saling berdekatan di suatu layar, maka murid tidak harus menggunakan sumber-sumber kognitif untuk secara visual mencari mereka di layar itu. Siswa akan lebih bisa menangkap dan menyimpan mereka bersamaan di dalam memori kerja pada waktu yang sama. Sedangkan untuk keterdekatan waktu, Mayer (2009:141) beralasan bahwa saat bagian narasi dan bagian animasi terkait disajikan dalam waktu bersamaan, siswa lebih mungkin bisa membentuk representasi mental atas keduanya dalam memori kerja pada waktu bersamaan. Hal ini lebih memungkinkan siswa untuk membangun hubungan mental antara representasi verbal dan representasi visual.

3. Prinsip Modalitas
Prinsip modalitas menyatakan bahwa siswa bisa belajar lebih baik dari animasi dan narasi (kata yang terucapkan) daripada dari animasi dan kata tercetak di layar (Mayer, 2009:197). Berdasarkan teori kognitif dan bukti riset, Clark & Mayer (2011:117) menyarankan untuk menarasikan teks daripada menyajikan teks tercetak di layar saat gambar (statis maupun bergerak) menjadi fokus kata-kata dan saat keduanya disajikan pada waktu yang bersamaan.
Mayer (2009:197) beralasan bahwa jika gambar-gambar dan kata-kata sama-sama disajikan secara visual, maka saluran visual akan menderita kelebihan beban tapi saluran auditori tidak termanfaatkan. Jika kata-kata disajikan secara auditori, mereka bisa diproses dalam saluran auditor, sehingga saluran visual hanya memproses gambar.

4. Prinsip Koherensi
Prinsip koherensi menyatakan bahwa siswa bisa belajar lebih baik jika hal-hal ekstra disisihkan dari sajian multimedia (Mayer, 2009:167). Prinsip koherensi terbagi atas tiga versi, yaitu pembelajaran siswa terganggu jika gambar-gambar menarik namun tidak relevan ditambahkan (Mayer, 2009:170; Clark & Mayer, 2011:159), pembelajaran siswa terganggu jika suara dan musik menarik namun tidak relevan ditambahkan (Mayer, 2009:181; Clark & Mayer, 2011:153), dan pembelajaran siswa akan meningkat jika kata-kata yang tidak dibutuhkan disisihkan dari presentasi multimedia (Mayer 2009:188; Clark & Mayer, 2011:166).
Mayer (2009:167) mengemukakan alasan teoretis bahwa materi ekstra selalu bersaing memperebutkan sumber-sumber kognitif dalam memori kerja sehingga bisa mengalihkan perhatian siswa dari materi yang penting. Hal-hal ekstra juga bisa menganggu proses penataan materi dan bisa menggiring siswa untuk menata materi di atas landasan tema yang tidak sesuai.

5. Prinsip Redundansi
Prinsip redundansi menyatakan bahwa siswa belajar lebih baik dari gambar dan narasi daripada dari gambar, narasi, dan teks tercetak di layar (Mayer, 2009:215). Implikasi dari hal ini adalah saran dari Clark & Mayer (2011:125) untuk tidak menambahkan teks tercetak di layar ke gambar yang sedang dinarasikan.
Clark & Mayer (2011:135) mengemukakan alasan bahwa siswa akan lebih memperhatikan teks tercetak di layar daripada ke gambar yang berkaitan. Saat mata mereka fokus di kata-kata tercetak, siswa tidak bisa melihat ke gambar yang sedang dinarasikan. Juga, siswa berusaha membandingkan teks tercetak dengan narasi yang diucapkan sehingga membebani proses kognitif. Karena itulah, untuk gambar yang sedang dinarasikan, hendaknya tidak ditambahkan teks tercetak di layar.

6. Prinsip Personalisasi
Prinsip personalisasi menyarankan agar pengembang multimedia menggunakan gaya percakapan dalam narasi daripada gaya formal (Clark & Mayer, 2011:182). Gaya percakapan di antaranya dicapai dengan menggunakan bahasa orang pertama dan orang kedua serta dengan suara manusia yang ramah.
Clark & Mayer (2011:184) menyatakan bahwa riset dalam proses diskursus menunjukkan bahwa manusia bekerja lebih keras untuk memahami materi saat mereka merasa berada dalam percakapan dengan seorang teman, daripada sekadar menerima informasi. Mengekspresikan informasi dalam gaya percakapan dapat merupakan cara untuk mempersiapkan proses kognitif siswa. Clark & Mayer (2011:184) menambahkan pula bahwa instruksi yang mengandung petunjuk sosial seperti gaya percakapan mengaktifkan perasaan kehadiran sosial, yaitu perasaan sedang dalam percakapan dengan pengarang. Perasaan kehadiran sosial ini mengakibatkan pembelajar terlibat dalam proses kognitif yang lebih dalam selama belajar dengan berusaha lebih keras memahami apa yang pengarang ucapkan, yang hasilnya adalah hasil belajar yang lebih baik.

7. Prinsip Segmentasi dan Pra Latihan
Prinsip segmentasi menyarankan untuk memecah materi pelajaran yang besar menjadi segmen-segmen yang kecil (Clark & Mayer, 2011:207). Saat sebuah materi pembelajaran kompleks, materi itu perlu dibuat menjadi sederhana dengan dibagi-bagi menjadi beberapa bagian yang dapat diatur kemunculannya.
Clark & Mayer (2011:210) beralasan bahwa saat siswa menerima sajian yang berkelanjutan dan berisi konsep-konsep yang saling berhubungan, hasilnya adalah sistem kognitif menjadi kelebihan muatan, terlalu banyak pemrosesan yang dibutuhkan. Siswa tidak mempunyai kapasitas kognitif yang cukup untuk dilibatkan dalam pemrosesan esensial yang dibutuhkan untuk memahami materi tersebut. Solusi masalah di atas adalah membagi-bagi materi pelajaran menjadi beberapa bagian yang dapat diatur, misalnya dengan memberi tombol “Lanjutkan”.
Prinsip pra-latihan menyarankan untuk memastikan siswa mengetahui nama dan karakteristik konsep-konsep penting (Clark & Mayer, 2011:212). Sebelum siswa belajar proses atau mengerjakan latihan pada suatu multimedia interaktif, hendaknya siswa diberi materi konsep-konsep penting berkaitan dengan proses yang akan dipelajari atau latihan yang akan dikerjakan. Contohnya, sebelum siswa melihat video demonstrasi cara membuat tabel basis data, siswa perlu mengetahui apa itu tabel, field, dan primary key.
Clark & Mayer (2011:215) menyatakan bahwa pra latihan dapat membantu pemula untuk mengelola pemrosesan materi kompleks dengan mengurangi jumlah pemrosesan esensial yang mereka lakukan saat presentasi disajikan. Saat siswa sudah mengetahui apa itu primary key, mereka bisa mengalokasikan proses kognitif untuk membangun model mental bagaimana peran primary key dalam perancangan sebuah tabel. Dengan demikian, alasan diperlukannya prinsip pra-latihan adalah prinsip ini membantu pengelolaan pemrosesan esensial yang dilakukan siswa dengan mendistribusikan materi-materi ke dalam bagian pra-latihan dari materi pembelajaran.
Dengan berpedoman pada prinsip-prinsip ini, pengembang multimedia pembelajaran diharapkan mampu untuk mengembangkan multimedia pembelajaran yang lebih berterima ke penggunanya. Selamat menerapkan!

PERMASALAHAN :
 Apa alasan seorang pendidik memilih media pembelajaran yang harus mengikuti prinsip-prinsip multimedia dan jika media yang dipilih dalam pembelajaran itu tidak sesuai dengan prinsip yang ada ,apa yang akan dilakukan pendidik …

Bagaimana menurut anda apabila siswa itu mempunyai kekurangan pendengaran yang kita ketahui bahwa media akan efektif apabila siswa itu melihat, mendengarkan dan melakukannya langsung , media apa yang akan anda gunakan …

Cara seperti apa yang akan pendidik gunakan untuk menarik minat siswa dalam belajar tanpa meninggalkan tujuan dari pembelajaran tersebut …




12 komentar:

  1. Menurut anda apakah video demonstrasi yang di tampilkan di multimedia (ppt) lebih efektif di bandingkan demonstrasi secara langsung? Jelaskan!

    BalasHapus
  2. menurut pendapat saya lebih efektif demonstrasi secara langsung, karena apa bahwa saat mendemonstrasi langsung disana siswa terjun langsung melakukan suatu percobaan yang akan dilakukan dengan arahan oleh guru dibandingkan dengan video yang hanya bisa melihat tanpa melakukan, kerana belajar yang efektif itu salah satunya melihat,mendengar, dan melakukan .

    bagaimana menurut anda apabila seorang siswa itu mempunyai kekurangan pendengaran, media apa yang akan anda gunakan untuk siswa tersebut?
    terimakasih

    BalasHapus
  3. Saya akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 2, terkait pernyataan itu, kita harus paham lebih dalam tentang media itu sndiri apa. Media pembelajaran digunakan oleh guru untuk mempermudah serta membantu dlm proses KBM terfokus pada tujuan pembelajaran siswa, jika sekiranya pd permasalahan anda ada siswa yg kurang dlm pendengaran lebih baik tidak digunakan media yg sifatnya audio.. karna sama saja tidak membantu dlm proses KBM. Dan bisa saja siswa itu lebih mengerti jika media yg disajikan lebih bnyak berupa gambar-gambar ataupun video animasi dgn sedikit audio.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya setuju dengan pendapat saudri @novi.P. jika siswa yg anda maksud disini adalah semuanya yg mempunyai masalah dalam pendengaran tentulah media yg digunakan sifatnya bukan audio. Melainkan visual ataupun media yang dapat digunakan juga untuk anak tipe kinestik seperti membuat pembelajaran itu seperti permainan yg menyenangkan, jika media yg inging digunakan adalah visual maka carilah berupa animasi yg menarik dan mengandung pesan positif yg kiranya akan ditangkap anak saat ditayangkan. Namun jika anak dalam permasalahan anda hanya 1 atau 2 orang maka perlu pendekatan lebih lanjut yg harus dilakukan anda sebagai guru kepada si murid. Media seperti yg saya sebutkan di atas juga bisa diterapkan untuk kasus ini.

      Hapus
  4. Untuk masalah kedua, perlu diingat bahwa guru disini menggunakan multimedia bukan single media sehingga untuk mengatasi masalah tersebut banyak cara yang dapat dilakukan salah satunya adalah mengkombinasikan antara animasi, huruf, gambar, audio dan video walaupun memang kurang efektif rasanya karena audio tidak digunakan secara maksimal. Kembali kepada guru bahwa perlu bimbingan khusus secara langsung untuk menjelaskan lebih rinci dari dekat apa yang dibahas dalam media dan hal apa yang dipelajari.

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya setuju dengan agung, sebaiknya jika ada anak yang kekurangan pendenganran kita bisa menggunakan media power poin disana walaupun anak terganggu pendengarannya setidaknya dia melihat apa yang ada dipower point atau milihat gerak bibir guru tersebut, jadi untuk mengatasi hendaknya guru tidak terburu-buru dalam menjelaskan

      Hapus
  5. Saya akan menjawab pertanyaan anda yang pertama. Sebelumnya kita harus mengetahui bahwa multimedia merupakan bagian dari media pembelajaran karena seperti yang kita ketahui multimedia kombinasi dari 2 atau lebih media yang di sampaikan kepada siswa dengan komputer atau pelaratan manipulasi elektronik dan digital yang lain. Seperti yang anda jelaskan di blog anda yaitu prinsip-prinsip suatu media digunakan guru digolongkan dalam multimedia. Namun bila tak sesuai dengan prinsip diatas maka media tersebut tetap di sebut media pembelajaran karena hakikatnya sesuatu alat yang membantu dalam proses pembelajaran adalah media pembelajaran.selain multimedia kita juga mrngetahui ada media pembelajaran konvensional contohnya demonstrasi tentang berbagai jenis larutan.

    BalasHapus
  6. Saya sependapat dengan sodara agung bahwa guru dapat menggunakan media yang lain apa bila media yang ia gunakan kurang tepat atau kurang mengenai sasaran,karna keberhasilan siswa atau peserta didik itu tergantung peran seorang guru di dalam nya, dan seorang guru juga harus paham akan karakteristik para siswa nya,jika siswanya kurang menyukai media audio,maka guru akan mencari media media yang lain seperti gambar,video agar proses belajar mengajar terjadi lebih efisien.

    BalasHapus
  7. Baiklah disini saya akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 3 yaitu banyak sekali cara kita untuk bisa menarik minat belajar siswa, salah satunya yaitu penggunaan media ataupun multimedia di dalam pembelajaran, dengan adanya media tersebut siswa menjadi terangsang dalam proses berpikirnya ataupun dalam hal perasaan dibandingkan hanya dengan mencatat di papan tulis. Selain itu juga guru dapat melakukan berbagai macam model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan, sehingga dalam proses pembelajaran siswa pun tidak akan bosan

    BalasHapus
  8. saya akan menanggapi permasalahan no.3 menurut saya cara yang bisa menarik minat peserta didik tanpa meninggalkan tujuan pembelajaran adalah dengan menggunakan multimedia pembelajaran. karena dalam multimedia pembelajaran kita bisa mengkombinasikan teks, animasi, video yang mampu menrik perhatian siswa dan tidak membuat siswa bosan dengan materi yang di sampaikan guru. dalam multimedia kita menggunakan prinsip-prinsip sehingga multimedia tidak mengabaikan tujuan dan kebutuhan siswa

    BalasHapus
  9. menurut saya, guru dapat menggunakan multimedia untuk menarik perhatian siswa , misalnya bisa dengan mendesain PPT agar siswa tertarik untuk memperhatikan pelajaran yang sedang diberikan.
    dan juga media dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materi bisa menambahkan vidio, audio , teks maupun animasi lainnya

    BalasHapus
  10. saya akan menjawab pertanyaan nomor 3.
    menurut saya cara yang dapat dilakukan guru untuk menarik perhatian siswa dalam pembelajaran yaitu guru menggunakan media sebagai alat bantu untuk mengajar. dengan media, maka siswa akan lebih memahami materi yang diajarkan, media disini bermacam-macam, kita dapat menggunakan video yang berisikan materi ataupun animasi yang berkaitan dengan pembelajaran serta powerpoint yang berisikan materi, video maupun animasi yang dapat menambah daya tarik siswa.

    BalasHapus

FENIL PROPANOID

Asal Usul Fenilpropanoid Fenilpropanoid merupakan suatu kelompok senyawa fenolik alam yg berasal dari asam amino aromatik fenilalanin ...