Sabtu, 22 September 2018

ALKOLOID


1. Asal-usul Alkoloid
  Indonesia merupakan salah satu negara beriklim tropis yang terdiri dari beribu-ribu pulau yang kayasumber alam terutama tumbuh-tumbuhan yang sangat beraneka ragam. Beberapa jenis tumbuhan digunakan sebagai ramuan obat yang penggunaanya didasarkansecara turun-temurun maka para peneliti kimia telahmelakukan penyelidikan terhadap kandungan kimia tanaman tersebut. Ilmu yang mempelajari zat yangberkhasiat dalam tumbuhan meliputi identifikasi, isolasi serta penetapan kadarnya dikenal dengan ilmu fitokimia.
            Sejarah alkaloid hampir setua peradaban manusia. Manusia telah menggunakan obat-obatan yang mengandung alkaloid dalam minuman, kedokteran, teh dan racun. Obat-obat yang pertama ditemukan secara kimia adalah opium, getah kering Apium Papaver somniferum. Opium telah digunakan sebagai obat-obatan dan sifatnya sebagai analgetik dan narkotik sudah diketahui. Pada tahun 1803, Derosne mengisolasi alkaloid semi murni dari opium dan diberi nama narkotin. Seturner pada tahun 1805 mengadakan penelitian lebih lanjut terhadap opium dapat berhasil mengisolasi morfin. Selain itu, pada tahun 1817-1820 di Laboratorium Pelletier dan Caventon di Fakultas Farmasi di Paris, melanjutkan penelitian dibidang kimia alkaloid yang menakjubkan. Diantara alkaloid yang diperoleh dalam waktu singkat tersebut adalah Stikhnin, Emetin, Brusin, Piperin, kaffein, Quinin, Sinkhonin dan Kolkhisin.
            Menurut Cordell (1981), sebagian besar sumber alkaloid adalah tanaman berbunga (angiospermae). Kebanyakan famili tanaman yang mengandung alkaloid adalah liliaceae, solamae, solanace dan rubiacea. Karena alkaloid sebagai suatu kelompok senyawa yang terdapat sebagian besar pada tanaman berbunga, maka para ilmuwan sangat tertarik pada sistematika aturan tanaman. Kelompok tertentu alkaloid dihubungkan dengan famili tanaman tertentu.

2. Pengertian Alkaloid
Alkaloida adalah golongan senyawa organik yang banyak ditemukan di alam yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, hewan dan mikroba. Senyawa ini mengandung sebuah atom nitrogen yang bersifat basa lemah, mempunyai cincin nitrogen yang sebagian besar heterosiklik yang bersifat aktif dan mempunyai efek fisiologis. Hampir semua alkaloid yang ditemukan di alam mempunyai efek fisiologis tertentu. Oleh karena itu alkaloid digunakan sebagai obat diantaranya atropin sebagai obat kejang, kokain sebagai obat bius, reserpin sebagai obat penenang.

3. Sifat-sifat Alkaloid
Alkaloid mempunyai beberapa sifat, diantaranya sebagai berikut :
1.    Mengandung atom nitrogen yang umumnya berasal dari asam amino.
2.    Berupa padatan kristal yang halus dengan titik lebur tertentu yang bereaksi dengan asam membentuk garam.
3.    Alkaloid berbentuk cair dan kebanyakan tidak berwarna.
4.    Dalam tumbuhan alkaloid berada dalam bentuk bebas, dalam bentuk N-oksida atau dalam bentuk garamnya.
5.    Umumnya mempunyai rasa yang pahit.
6.    Alkaloid dalam bentuk bebas tidak larut dalam air, tetapi larut dalamkloroform, eter dan pelarut organik lainnya yang bersifat relative non polar.
7.    Alkaloid dalam bentuk garamnya mudah larut dalam air, contohnya Strychnine HCl lebih larut dalam air daripada bentuk basanya.
8.    Alkaloid bebas bersifat basa karena adanya pasangan elektron bebas, garam pada atom N-nya.


4. Sumber Alkaloid
Sumber alkaloid adalah tanaman berbunga, angiosperma (famili Leguminoceae, Rubiaceae, Solanaceae) dan tumbuhan monokotil (famili Solanaceae dan Liliaceae).
Pada tahun-tahun berikutnya penemuan sejumlah besar alkaloid terdapat pada hewan. Kebanyakan famili tanaman yang mengandung alkaloid adalah Liliaceae, Solanaceae dan Rubiaceae. Famili tanaman yang tidak lazim mengandung alkaloid adalah Papaveraceae. Di dalam tanaman yang mengandung alkaloid, alkaloid mungkin terdapat pada bagian tertentu dari tanaman. Namun ada bagian tertentu dari tanaman tidak mengandung alkaloid.
5. Kegunaan Alkaloid
Kegunaan alkaloid antara lain sebagai berikut :
1.    Alkaloid berfungsi sebagai hasil buangan nitrogen seperti urea dan asam urat hewan.
2.    Alkaloid berguna sebagai tendon penyimpanan nitrogen meskipun banyak alkaloid ditimbun dan tidak mengalami metabolisme.
3.    Alkaloid dapat melindungi tumbuhan dari serangan parasit atau pemangsa tumbuhan.
4.    Alkaloid dapat berlaku sebagai pengatur tumbuh, dimana ada sebagian alkaloid yang merangsang perkecambahan dan ada sebagian yang menghambat.
5.    Alkaloid dapat mengganti basa mineral dalam mempertahankan kesetimbangan ion dalam tumbuhan.

6. struktur alkaloid
Klasifikasi alkaloida dapat dilakukan berdasarkan beberapa cara yaitu :
1.Berdasarkan jenis cincin heterosiklik nitrogen yang merupakan bagian dari struktur molekul. Berdasarkan hal tersebut, maka alkaloida dapat dibedakan atas beberapa jenis seperti alkaloida pirolidin, alkaloida piperidin, alkaloida isokuinolin, alkaloida kuinolin dan alkaloida indol. Struktur masing-masing alkaloida tersebut adalah sebagai berikut : 



2. Berdasarkan jenis tumbuhan darimana alkaloida ditemukan. Cara ini digunakan untuk menyatakan jenis alkaloida yang pertama-tama ditemukan pada suatu jenis tumbuhan. Berdasarkan cara ini, alkaloida dapat dibedakan atas beberapa jenis yaitu alkaloida tembakau, alkaloida amaryllidaceae, alkaloida erythrine dan sebagainya.
Cara ini mempunyai kelemahan yaitu : beberapa alkaloida yang  berasal dari suatu tumbuhan tertentu dapat mempunyai struktur yang berbeda-beda. Sebagian besar alkaloida mempunyai kerangka dasar polisiklik termasuk cincin heterosiklik nitrogen serta mengandung substituen yang tidak terlalu bervariasi. Atom nitrogen alkaloida hampir selalu berada dalam bentuk gugus amin (-NR2) atau gugus amida (-CO-NR2) dan tidak pernah dalam bentuk gugus nitro (NO2) atau gugus diazo. Sedang substituen oksigen biasanya ditemukan sebagai gugus fenol (-OH), metoksil (-OCH3) atau gugus metilendioksi (-O-CH2-O). Substituen - substituen oksigen ini dan gugus N-metil merupakan ciri sebagian besar alkaloida.
7. SKRINING FITOKIMIA/REAKSI PENGENALAN
Uji Alkaloid dilakukan dengan metode Mayer,Wagner dan Dragendorff. Sampel sebanyak 3 mL diletakkan dalam cawan porselin kemudian ditambahkan 5 mL HCl 2 M , diaduk dan kemudian didinginkan pada temperatur ruangan. Setelah sampel dingin ditambahkan 0,5 g NaCl lalu diaduk dan disaring. Filtrat yang diperoleh ditambahkan HCl 2 M sebanyak 3 tetes , kemudian dipisahkan menjadi 4 bagian A, B, C, D. Filtrat A sebagai blangko, filtrate B ditambah pereaksi Mayer, filtrat C ditambah pereaksi Wagner, sedangkan filtrat D digunakan untuk uji penegasan. Apabila terbentuk endapan pada penambahan pereaksi Mayer dan Wagner maka identifikasi menunjukkan adanya alkaloid. Uji penegasan dilakukan dengan menambahkan amonia 25% pada filtrat D hingga PH 8 - 9. Kemudian ditambahkan kloroform, dan diuapkan diatas waterbath. Selanjutnya ditambahkan HCl 2M, diaduk dan disaring. Filtratnya dibagi menjadi 3 bagian. Filtrat A sebagai blangko, filtrat B diuji dengan pereaksi Mayer, sedangkan filtrate C diuji dengan pereaksi Dragendorff. Terbentuknya endapan menunjukkan adanya alkaloid.

8. Isolasi dan Identifikasi Alkaloid
1 Isolasi Alkaloid
Alkaloid dapat diisolasi melalui metode ekstraksi antara lain :
1.    Soxhletasi
Soxhlet merupakan ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru, umumnya dilakukan menggunakan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi konstan dengan adanya pendingin balik (kondensor). Disini sampel disimpan dalam alat soxhlet dan tidak dicampur langsung dengan pelarut dalam wadah yang di panaskan, yang dipanaskan hanyalah pelarutnya, pelarut terdinginkan dalam kondensor dan pelarut dingin inilah yang selanjutnya mengekstraksi sampel.
Prinsip soxhletasi :
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia ditempatkan dalam klonsong yang telah dilapisi kertas saring sedemikian rupa, cairan penyari dipanaskan dalam labu alas bulat sehingga menguap dan dikondensasikan oleh kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang jatuh ke dalam klonsong menyari zat aktif di dalam simplisia dan jika cairan penyari telah mencapai permukaan sifon, seluruh cairan akan turun kembali ke labu alas bulat melalui pipa kapiler hingga terjadi sirkulasi. Ekstraksi sempurna ditandai bila cairan di sifon tidak berwarna, tidak tampak noda jika di KLT, atau sirkulasi telah mencapai 20-25 kali. Ekstrak yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.
Keuntungan metode ini adalah :
a.     Dapat digunakan untuk sampel dengan tekstur yang lunak dan tidak tahan terhadap pemanasan secara langsung.
b.    Digunakan pelarut yang lebih sedikit
c.     Pemanasannya dapat diatur
Kerugian metode ini adalah:
a.     Karena pelarut didaur ulang, ekstrak yang terkumpul pada wadah di sebelah bawah terus-menerus dipanaskan sehingga dapat menyebabkan reaksi peruraian oleh panas.
b.    Jumlah total senyawa-senyawa yang diekstraksi akan melampaui kelarutannya dalam pelarut tertentu sehingga dapat mengendap dalam wadah dan membutuhkan volume pelarut yang lebih banyak untuk melarutkannya.
c.     Bila dilakukan dalam skala besar, mungkin tidak cocok untuk menggunakan pelarut dengan titik didih yang terlalu tinggi, seperti metanol atau air, karena seluruh alat yang berada di bawah kondensor perlu berada pada temperatur ini untuk pergerakan uap pelarut yang efektif.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdWf2XtJG8HYFUW208fzrjERmq5lHO2msSLBpEU2F-J0f8bks1PMjkc0xCWBsN_yZO7leMfe92ecReFpodZqCbvmwa7H-2Zh2l_b3wC37cVQ_No7_BYZBxufVwnTkx5hM4MIwqt8XTmsI/s1600/sohxlet.jpeg
Gambar 1. Alat soxhlet
2.            Refluks
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Ekstraksi refluks digunakan untuk mengektraksi bahan-bahan yang tahan terhadap pemanasan.
Prinsip refluks:                                                                                                    
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara sampel dimasukkan ke dalam labu alas bulat bersama-sama dengan cairan penyari lalu dipanaskan, uap-uap cairan penyari terkondensasi pada kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang akan turun kembali menuju labu alas bulat, akan menyari kembali sampel yang berada pada labu alas bulat, demikian seterusnya berlangsung secara berkesinambungan sampai penyarian sempurna, penggantian pelarut dilakukan sebanyak 3 kali setiap 3-4 jam. Filtrat yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.
Keuntungan metode ini adalah :
Digunakan untuk mengekstraksi sampel-sampel yang mempunyai tekstur kasar dan tahan pemanasan langsung.
Kerugian metode ini adalah :
Membutuhkan volume total pelarut yang besar dan sejumlah manipulasi dari operator.



Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEguVaCCVXDdo99pkxhjctJg1oWASbKCD4iRq1N0uBMLTuK6Ce1JXf6KJKFlL9ChjZrTk2uEEx4A7MbeboJxmtPrKbAqU9erqlLfAkn647-X-ow_xOSuJNqeygpJY6UFXsVvq3QC_gU016U/s1600/refluks.jpg



Gambar 2. Alat refluks


2 Identifikasi Alkaloid
            Identifikasi alkaloid dapat dilakukan dengan reaksi-reaksi berikut :
a.    Reaksi Pengendapan
1.    Reaksi Dragendorf
Pereaksi dragendorf mengandung bismut nitrat dan merkuri klorida dalam nitrit berair. Ketika suatu alkaloid ditambahkan pereaksi dragendorf maka akan menghasilkan endapan jingga.  
2.    Reaksi Meyer
            Pereaksi meyer mengandung kalium iodida dan merkuri klorida. Ketika sampel ditambah pereaksi meyer maka akan timbul endapan kuning atau larutan kuning bening lalu ditambah alkohol endapannya larut. Tidak semua alkaloid mengendap dengan reaksi mayer. Pengendapan yang terjadi akibat reaksi mayer bergantung pada rumus bangun alkoloidnya.
3.    Reaksi Bauchardat
Pereaksi bauchardat mengandung kalium iodida dan iood. Sampel ditambah pereaksi bauchardat menghasilkan endapan coklat merah lalu ditambah alkohol endapannya larut.
b.    Reaksi Warna
1.    Reaksi dengan asam kuat
            Asam kuat seperti H2SOpekat dan HNO3pekat menghasilkan warna kuning atau merah.
2.    Reaksi Marquis
            Pereaksi marquis mengandung formaldehid (1 bagian) dan H2SO4 pekat (9 bagian). Sampel ditambah pereaksi marquis akan menghasilkan warna jingga.
3.    Reaksi Warna AZO                                                                   
            Sampel ditambah diazo A (4 bagian) dan diazo B (1 bagian), ditambah NaOH, dipanaskan lalu ditambah amyl alkohol menghasilkan warna merah.
           
            Alkaloid terdiri dari beberapa jenis. Adapun untuk identifikasi jenis alkaloid lainnya bisa menggunakan reaksi berikut diantaranya :
Reaksi untuk alkaloid benzil isokuinolon contohnya morfin


1.    Reaksi Frohde
            Pereaksi frohde mengandung larutan 1% NH4molibdat dalam H2SOpekat. Sampel ditambah pereaksi frohde menghasilkan warna kuning kehijauan.
2.    Reaksi Mandelin
            Pereaksi mandelin mengandung amonium vanadat dalam air ditambah H2SO4 pekat. Sampel ditambah pereaksi mandelin berwarna kuning kehijauan.
            Selain itu, identifikasi alkaloid bisa juga dengan menggunakan pereaksi erlich (p-dimetilaminobenzaldehide yang diasamkan) memberikan warna biru atau abu-abu hijau untuk alkaloid ergot.

PERMASALAHAN :
1.     apakah yang menyebabkan sifat basa dari alkaloid? dan apakah semua alkaloid brsifat basa?
2.     Pada saat mengisolasi alkaloid dari suatu sampel, alkaloid diekstrak dengan menggunakan pelarut tertentu. Pelarut jenis apa yang umum digunakan dalam mengisolasi alkaloid?
3.     Apakah dalam mengonsumsi yang alkaloid ini terdapat efek samping yang berbahaya? Kalau ada apa yang menyebabkannya itu berbahaya ?

8 komentar:

  1. Baiklah nadia saya akan menjawab permasalahan anda no 1 :Alkaloid merupakan senyawa yang bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen dan biasanya berupa sistem siklis. Alkaloid mengandung atom karbon, hidrogen, nitrogen dan pada umumnya mengandung oksigen dalam ilmu kimia analisis dinamakan senyawa dengan gugus C, H O dan N.
    Kebanyakan alkaloid bersifat basa. Sifat tersebut tergantung pada adanya pasangan elektron pada nitrogen.Jika gugus fungsional yang berdekatan dengan nitrogen bersifat melepaskan elektron, sebagai contoh; gugus alkil, maka ketersediaan elektron pada nitrogen naik dan senyawa lebih bersifat basa. Hingga trietilamin lebih basa daripada dietilamin dan senyawa dietilamin lebih basa daripada etilamin. Sebaliknya, bila gugus fungsional yang berdekatan bersifat menarik elektron (contoh; gugus karbonil), maka ketersediaan pasangan elektron berkurang dan pengaruh yang ditimbulkan alkaloid dapat bersifat netral atau bahkan sedikit asam. Contoh ; senyawa yang mengandung gugus amida.
    Kebasaan alkaloid menyebabkan senyawa tersebut sangat mudah mengalami dekomposisi, terutama oleh panas dan sinar dengan adanya oksigen. Hasil dari reaksi ini sering berupa N-oksida. Dekomposisi alkaloid selama atau setelah isolasi dapat menimbulkan berbagai persoalan jika penyimpanan berlangsung dalam waktu yang lama. Pembentukan garam dengan senyawa organik (tartarat, sitrat) atau anorganik (asam hidroklorida atau sulfat) sering mencegah dekomposisi. Itulah sebabnya dalam perdagangan alkaloid lazim berada dalam bentuk garamnya.

    BalasHapus
  2. Menjawab permasalahan kedua, Dengan menarik menggunakan pelarut-pelarut organik berdasarkan azas Keller. Yaitu alkaloida disekat pada pH tertentu dengan pelarut organik. Prinsip pengerjaan dengan azas Keller yaitu alkaloida yang terdapat dalam suatu bakal sebagai bentuk garam, dibebaskan dari ikatan garam tersebut menjadi alkaloida yang bebas. Untuk itu ditambahkan basa lain yang lebih kuat daripada basa alkaloida tadi. Alkaloida yang bebas tadi diekstraksi dengan menggunakan pelarut –pelarut organic misalnya Kloroform. Tidak dilakukan ekstraksi dengan air karena dengan air maka yang masuk kedalam air yakni garamgaram alkaoida dan zat-zat pengotor yang larut dalam air, misalnya glikosida-glikosida, zat warna, zat penyamak dan sebagainya. Yang masuk kedalam kloroform disamping alkaloida juga lemaklemak, harsa dan minyak atsiri. Maka setelai alkaloida diekstraksi dengan kloroform maka harus dimurnikan lagi dengan pereaksi tertentu. Diekstraksi lagi dengan kloroform. Diuapkan, lalu didapatkan sisa alkaloid baik dalam bentuk hablur maupun amorf. Ini tidak berate bahwa alkaloida yang diperoleh dalam bentuk murni, alkaloida yang telah diekstaksi ditentukan legi lebih lanjut. Penentuan untuk tiap alkaloida berbeda untuk tiap jenisnya. Hal-hal yang harus diperhatikan pada ekstraksi dengan azas Keller, adalah :
    a. Basa yang ditambahkan harus lebih kuat daripada alkaloida yang akan dibebaskan dari ikatan garamnya, berdasarkan reaksi pendesakan.
    b. Basa yang dipakai tidak boleh terlalu kuat karena alkaloida pada umumnya kurang stabil.
    c. Setelah bebas, alkaloida ditarik dengan pelarut organik tertentu, tergantung kelarutannya dalam pelarut organik tersebut.
    Alkaloid biasanya diperoleh dengan cara mengekstraksi bahan tumbuhan memakai air yang diasamkan yang melarutkan alkaloid sebagai garam, atau bahan tumbuhan dapat dibasakan dengan natrium karbonat dan sebagainya dan basa bebas diekstaksi dengan pelarut organik seperti kloroform, eter dan sebagainya. Radas untuk ekstraksi sinabung dan pemekatan khusunya digunakan untuk alkaloid yang tidak tahan panas. Beberapa alkaloid menguap seperti,nikotina dapat dimurnikan dengan cara penyulingan uap dari larutanmyang diabasakan. Larutan dalam air yang bersifat asam danmmengandung alkaloid dapat dibasakan dan alkaloid diekstaksim dengan pelarut organik , sehingga senyawa netral dan asam yang mudah larut dalam air tertinggal dalam air. Cara lain yang berguna untuk memperoleh alkaloid dari larutan asam adalah dengan penjerapan menggunakan pereaksi Lloyd. Kemudian alkaloid dielusi dengan dammar XAD-2 lalu diendapkan dengan pereaksi Mayer atau Garam Reinecke dan kemudian endapan dapat dipisahkan dengan cara kromatografi pertukaran ion. Masalah yang timbul pada beberapa kasus adalah bahwa alkaloid berada dalam bentuk terikat yang tidak dapat dibebaskan pada kondisi ekstraksi biasa. Senyawa pengkompleksnya barangkali polisakarida atau glikoprotein yang dapat melepaskan alkaloid jika diperlakukan dengan asam.

    BalasHapus
  3. Baiklah saya akan menjawab permasalahan no 3, menurut saya segala sesuatu yang di lakukan secara berlebihan memiliki efek sampingnya, untuk senyawa alkaloid jika di konsumsi secara berlebihan tentunya berefek samping Menjawab masalah pertama Alkaloid sesungguhnya adalah racun, contohnya saja golongan tropan yaitu tropin jika di konsumsi berlebihanNamun ada beberapa efek samping yang perlu diperhatikan, antara lain sebagai berikut:

    Kering pada mulut dan hidung.
    Meningkatnya detak jantung.
    Detak jantung tidak teratur.
    Kesulitan buang air kecil.
    Pusing.
    Kantuk.
    Midriasis.
    Palpitasi.
    Takikardia.

    BalasHapus
  4. Saya akan menjawab soal no 1 Semua alkaloid mengandung paling sedikit sebuah nitrogen yang biasanya bersifat basa dan sebagian besar atom nitrogen ini merupakan bagian dari cincin heterosiklik. Batasan mengenai alkaloid seperti dinyatakan di atas perlu dikaji dengan hati-hati. Karena banyak senyawa heterosiklik nitrogen lain yang ditemukan di alam bukan termasuk alkaloid. Misalnya pirimidin dan asam nukleat, yang kesemuanya itu tidak pernah dinyatakan sebagai alkaloid.

    a. Alkaloid dengan atom nitrogen heterosiklikDimana atom nitrogen terletak pada cincin karbonnya. Yang termasuk pada golongan ini adalah :


    1. Alkaloid Piridin-Piperidin

    Mempunyai satu cincin karbon mengandung 1 atom nitrogen. Yang termasuk
    dalam kelas ini adalah : Conium maculatum dari famili Apiaceae dan Nicotiana
    tabacum dari famili Solanaceae.


    2. Alkaloid Tropan

    Mengandung satu atom nitrogen dengan gugus metilnya (N-CH3). Alkaloid ini dapat mempengaruhi sistem saraf pusat termasuk yang ada pada otak maupun sun-sum tulang belakang. Yang termasuk dalam kelas ini adalah Atropa belladona yang digunakan sebagai tetes mata untuk melebarkan pupil mata, berasal dari famili Solanaceae, Hyoscyamus niger, Dubuisia hopwoodii, Datura dan Brugmansia spp, Mandragora officinarum, Alkaloid Kokain dari Erythroxylum coca (Famili Erythroxylaceae)


    3. Alkaloid Quinolin

    Mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 atom nitrogen. Yang termasuk disini adalah ; Cinchona ledgeriana dari famili Rubiaceae, alkaloid quinin yang toxic terhadap Plasmodium vivax
     

    4. Alkaloid Isoquinolin

    Mempunyai 2 cincin karbon mengandung 1 atom nitrogen. Banyak ditemukan pada famili Fabaceae termasuk Lupines (Lupinus spp), Spartium junceum, Cytisus scoparius dan Sophora secondiflora
     

    5. Alkaloid Indol

    Mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 cincin indol . Ditemukan pada alkaloid ergine dan psilocybin, alkaloid reserpin dari Rauvolfia serpentine, alkaloid vinblastin dan vinkristin dari Catharanthus roseus famili Apocynaceae yang sangat efektif pada pengobatan kemoterapy untuk penyakit Leukimia dan Hodgkin‟s.


    6. Alkaloid Imidazol

    Berupa cincin karbon mengandung 2 atom nitrogen. Alkaloid ini ditemukan pada famili Rutaceae. Contohnya; Jaborandi paragua.


    7. Alkaloid Lupinan

    Mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 atom N, alkaloid ini ditemukan pada Lunpinus luteus (fam : Leguminocaea).


    8. Alkaloid Steroid

    Mengandung 2 cincin karbon dengan 1 atom nitrogen dan 1 rangka steroid yang mengandung 4 cincin karbon. Banyak ditemukan pada famili Solanaceae, Zigadenus venenosus.
     

    9. Alkaloid Amina

    Golongan ini tidak mengandung N heterosiklik. Banyak yang merupakan tutrunan sederhana dari feniletilamin dan senyawa-senyawa turunan dari asam amino fenilalanin atau tirosin, alkaloid ini ditemukan pada tumbuhan Ephedra sinica (fam Gnetaceae)
     

    10. Alkaloid Purin

    Mempunyai 2 cincin karbon dengan 4 atom nitrogen. Banyak ditemukan pada kopi (Coffea arabica) famili Rubiaceae, dan Teh (Camellia sinensis) dari famili Theaceae, Ilex paraguaricasis dari famili Aquifoliaceae, Paullunia cupana dari famili Sapindaceae, Cola nitida dari famili Sterculiaceae dan Theobroma cacao.

    BalasHapus
  5. Saya ingin mencoba menanggapi permasalahan kedua saudara

    pelatut yang biasa digunakan adalah pelarut yang bersifat non polar karena Alkaloid dalam bentuk bebas tidak larut dalam air, tetapi larut dalamkloroform, eter dan pelarut organik lainnya yang bersifat relative non polar. Tidak dilakukan ekstraksi dengan air karena dengan air maka yang masuk kedalam air yakni garamgaram alkaoida dan zat-zat pengotor yang larut dalam air, misalnya glikosida-glikosida, zat warna, zat penyamak dan sebagainya.
    Alkaloid biasanya diisolasi dari tumbuhannya dengan menggunakan metode ekstraksi. Pelarut yang digunakan ketika mengekstraksi campuran senyawanya yaitu molekul air yang diasamkan. Pelarut ini akan mampu melarutkan alkaloid sebagai garamnya. Selain itu juga dapat membasakan bahan tumbuhan yang mengandung alkaloid dengan menambahkan natrium karbonat. Basa yang terbentuk kemudian dapat diekstraksi dengan pelarut organic seperti seperti kloroform atau eter.

    BalasHapus
  6. baik saya akan menjawab permasalahan no 2
    Alkaloid biasanya diisolasi dari tumbuhan dengan menggunakan metode ekstraksi. Pelarut yang digunakan ketika mengekstraksi campuran senyawanya yaitu molekul air yang diasamkan. Pelarut ini akan mampu melarutkan alkaloid sebagai garamnya. Selain itu juga dapat membasakan bahan tumbuhan yang mengandung alkaloid dengan menambahkan Natrium Karbonat. Basa yang terbentuk kemudian dapat diekstraksi dengan pelarut organik seperti kloroform atau eter
    Untuk alkaloid yang bersifat tidak tahan panas, isolasi dapat dilakukan menggunakan teknik pemekatan dengan membasakan larutannya terlebih dahulu. Dengan menggunakan teknik ini maka alkaloid akan menguap dan selanjutnya dapat dimurnikan dengan metode penyulingan uap.
    Metode ini biasanya dilakukan untuk pemurnian senyawa nikotin. Sedangkan untuk larutan alkaloid dalam air yang bersifat asam maka larutannya harus dibasakan terlebih dahulu. Selanjutnya alkaloid dapat diekstraksi dengan menggunakan pelarut organik.

    BalasHapus
  7. saya ingin menjawab pertanyaan nomor 1, Alkaloid merupakan senyawa yang bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen dan biasanya berupa sistem siklis.Kebanyakan alkaloid bersifat basa. Sifat tersebut tergantung pada adanya pasangan elektron pada nitrogen.Jika gugus fungsional yang berdekatan dengan nitrogen bersifat melepaskan elektron, sebagai contoh; gugus alkil, maka ketersediaan elektron pada nitrogen naik dan senyawa lebih bersifat basa.

    BalasHapus
  8. saya ingin mencoba menanggapi permasalahan ke 3 saudari
    Sebut saja senyawa morfin yang dihasilkan dari getah opium, dalam perkembangannya ditemukan memiliki beberapa varian lain yang ternyata secara kimiawi bisa dibentuk dan atau terbentuk dalam kondisi sifat kimia dan fisik yang stabil. Begitu juga perkembangan yang ada pada THC di dalam cannabis, cocaine pada daun koka serta berbagai varian dari senyawa kimia di dalam tanaman peyote atau kaktus dan efedra.

    Secara sederhana, sifat halusinasi dari senyawa alkaloid, sebagaimana diuraikan pada definisi sederhana di atas dikarenakan oleh adanya unsur N, yang bersifat sangat reaktif terhadap Oksigen. Akibat sifat reaktif tersebutlah kemudian kondisi reaksi dari setiap jenis alkaloid tersebut dianarsirkan pada respon syaraf bauk manusia maupun hewan uji lainnya untuk menetapkan dampak psikis dan biologis yang diterima jika mengkonsumsinya.

    BalasHapus

FENIL PROPANOID

Asal Usul Fenilpropanoid Fenilpropanoid merupakan suatu kelompok senyawa fenolik alam yg berasal dari asam amino aromatik fenilalanin ...