A. Steroid
Steroid
merupakan salah satu golongan senyawa metabolit sekunder yang cukup penting
dalam bidang medis. Beberapa jenis senyawa steroid yang digunakan dalam dunia
obat-obatan antara lain estrogen merupakan jenis steroid hormon seks yang
digunakan untuk kontrasepsi sebagai penghambat ovulasi, progestin merupakan
steroid sintetik digunakan untuk mencegah keguguran dan uji kehamilan,
glukokortikoid sebagai anti inflamasi, alergi, demam, leukemia dan hipertensi
serta kardenolida merupakan steroid glikosida jantung digunakan sebagai obat
diuretik dan penguat jantung (Doerge, 1982). Karena semakin meningkatnya
kebutuhan akan obat-obatan steroid, maka perlu diupayakan pencarian bahan baku
yang lebih banyak untuk mensintesis obat-obatan steroid dimasa yang akan
datang.
B. Asal Usul Steroida
Percobaan-percobaan biogenetik menunjukkan bahwa steroid yang terdapat dialam
berasal dari triterpenoid. Steroid yang terdapat dalam jaringan hewan beasal
dari triterpenoid lanosterol sedangkan yang terdapat dalam jaringan tumbuhan
berasal dari triterpenoid sikloartenol setelah triterpenoid ini mengalami
serentetan perubahan tertentu. tahap-tahap awal dari biosintesa steroid adalah
sama bagi semua steroid alam yaitu pengubahan asam asetat melalui asam
mevalonat dan skualen (suatu triterpenoid) menjadi lanosterol dansikloartenol.
Percobaan-percobaan menunjukkan bahwa skualen terbentuk dari dua molekul
farnesil pirofosfat yang bergabung secara ekor-ekor yang segera diubah menjadi
2,3-epoksiskualen. selanjutnya lanosterol terbentuk oleh kecenderungan
2,3-epoksiskualen yang mengandung lima ikatan rangkap untuk melakukan siklisasi
ganda. Siklisasi ini diawali oleh protonasi guigus epoksi dan diikuti oleh
pembukaan lingkar epoksida. Kolesterol terbentuk dari lanosterol setelah
terjadi penyingkiran tiga gugus metil dari molekul lanosterol yakni dua dari
atom karbon C-4 dan satu dari C-14. Penyingkiran ketiga gugus metil ini
berlangsung secara bertahap, mulai dari gugus metil pada C-14 dan selanjutnya
dari C-4. Kedua gugus metil pada kedua C-4 disingkirkan sebagai karbon
dioksida, setelah keduanya mengalami oksidasi menjadi gugus karboksilat.
sedangkan gugus metil pada C-14 disingkirkan sebagai asam format setelah gugus
metil itu mengalami oksidasi menjadi gugus aldehid.
Percobaan dengan jaringan hati hewan, menggunakan 2,3-epoksiskualen yang diberi
tanda dengan isotop 180 menunjukkan bahwa isotop 180 itu digunakan untuk
pembuatan lanosterol menghasilkan (180)-lanosterol radioaktif. Hasil percobaan
ini membuktikan bahwa 2,3-epoksiskualen terlibat sebagai senyawa antara dalam
biosintesa steroida. Molekul kolestrol terdiri atas tiga lingkar enam yang
tersusun seperti fenantren dan terlebur dalam suatu lingkar lima. Hidrokarbon
tetrasiklik jenuh yang mempunyai sistem lingkar demikian dan terdiri dari 17
atom karbon sering ditemukan pada banyak senyawa yang tergolong senyawa bahan
alam yang disebut stroida. Kesimpulan bahwa lanosterol dan sikloartenol adalah
senyawa-senyawa antara untuk sintesa steroid masing-masing dalam jaringan hewan
dan jaringan tumbuhan didasarkan pada beberapa pengamatan dan percobaan berikut
:
1. Sikloartenol bertanda ternyata digunakan dalam
pembentukan
steroid tumbuhan (fitosterol)
2. Sikloartenol banyak ditemukan dalam tumbuhan sedangkan
lanosterol jarang.
3. Jaringan hati tidak dapat menggunakan sikloartenol
sebagai
pengganti lanosterol dalam pembuatan kolesterol dan setroid
lainnya.
C. Struktur Steroid
Namun, steroid yang berbeda
memiliki gugus fungsional yang terpasang berbeda. Kita ingat bahwa gugus
fungsional adalah kelompok atom yang sering kita temukan bersama-sama yang
memiliki perilaku tertentu. Ketika kita menempelkan gugus fungsional yang berbeda
dengan cincin steroid dasar, kita mendapatkan steroid dengan fungsi yang
berbeda. Kita akan berbicara tentang fungsi yang berbeda dari steroid nanti
dalam artikel ini.
Tapi pertama-tama, kita menyebutkan bahwa
steroid adalah senyawa organik, dan kita tahu bahwa senyawa organik harus
mengandung karbon. Oleh karena itu, senyawa organik adalah hal-hal seperti
karbohidrat, protein dan lipid. Bahkan, steroid diklasifikasikan dalam kelompok
lipid. Ini agak menarik karena kita melihat bahwa struktur dasar steroid
berbeda sedikit dari lemak yang lain seperti trigliserida atau fosfolipid.
Namun, steroid masih memenuhi kategori ini karena, seperti lemak lainnya,
steroid dibuat sebagian besar dari atom karbon dan hidrogen dan mereka tidak
larut dalam air.
Perbedaan jenis steroid
ditentukan subtituen R1, R2, dan R3
Perbedaan dalam satu kelompok tergantung juga
pada : \
o Panjang subtituen R1
o Gugus fungsi subtituen R1, R2, dan R3
o Jumlah dan posisi ikatan rangkap
o Jumlah dan posisi oksigen
o Konfigurasi pusat asimetris inti dasar
D.
Isolasi dan karakterisasi senyawa steroid pada fraksi n-heksana dari daun
kukang
Karakterisasi
Senyawa Steroid
Isolat murni yang
diperoleh dari fraksi n-heksana sebanyak 10 mg berupa kristal berwarna putih berbentuk jarum dengan titik leleh 147-148°C. Uji fitokimia dengan menggunakan pereaksi
Liebermann-Burchard memberikan warna hijau, menunjukkan bahwa isolat tersebut
positif steroid.
Hasil spektrum inframerah
memperlihatkan bahwa senyawa yang diperoleh menunjukkan serapan melebar pada
daerah bilangan gelombang ν 3433,06cm-1 yang diduga merupakan serapan ulur (stretching)
dari gugus O-H (3230 – 3550cm-1).
Dugaan ini diperkuat
oleh munculnya serapan uluran C-OH siklik pada bilangan gelombang
1056,92cm-1 (1085-1030cm-1) (Socrates,
1994).
,
|
Hasil analisa juga
menunjukkan keberadaan serapan rentangan –CH alifatik dengan adanya serapan
pada bilangan gelombang 2965,46cm-1 dan 2866,02cm-1 hal
ini memberikan petunjuk
kemungkinan adanya gugus metil (CH3) dan metilena (CH2). Dugaan ini
diperkuat oleh adanya serapan pada daerah bilangan gelombang 1461,94cm-1 yang
menunjukkan adanya tekukan pada C- H dari CH2 dan pita serapan pada
daerah bilangan gelombang 1380,94cm-1 yang menunjukkan adanya tekukkan pada C-H
dari CH3 (Socrates, 1994).
Pita serapan pada
bilangan gelombang 1639,38cm-1 yang tajam menunjukkan adanya uluran C=C non
konjugasi (1620-1680cm-1). Dugaan ini diperkuat dengan adanya serapan pada bilangan
gelombang 3028,03cm-1 yang menunjukkan adanya uluran =C-H dan pada 960,48cm-1 yang
menunjukkan adanya tekukan =C-H (1000-650) (Saleh, 2007).
Dari hasil interpretasi
spektrum infra merah di atas, maka disimpulkan bahwa senyawa isolat mengandung gugus
hidroksil (OH), alkil (CH2 dan CH3), C-O alkohol
sekunder dan alkena
(C=C) tak terkonjugasi dan diduga senyawa steroid
tersebut merupakan steroid yang termasuk golongan sterol (steroid alkohol)
dikarenakan adanya gugus OH (alkohol sekunder) yang terdapat pada senyawa tersebut.
Senyawa steroid hasil isolasi
dari fraksi n-heksana
dari daun kukang (Lepisanthes amoena (Hassk.)
Leenh.) dapat diisolasi melalui
melalui proses maserasi, dilanjutkan dengan proses fraksinasi, lalu dilakukan
proses pemisahan dan pemurnian melalui proses kromatografi kolom dan rekristalisasi sehingga diperoleh
kristal berbentuk jarum berwarna putih sebanyak 10,2 mg. Dan brdasarkan hasik
uji fitokimia dan hasil karakterisasi
dengan menggunakan spektrofotometri inframerah menunjukkan adanya gugus :
hidroksil (OH), alkil (CH2 dan CH3), C-O alkohol
sekunder dan alkena (C=C) tak terkonjugasi sehingga diduga senyawa
metabolit sekunder pada fraksi n-heksana dari daun Kukang (Lepisanthes amoena (Hassk.) Leenh.) merupakan senyawa steroid golongan sterol.
Permasalahan :
1. Bagaimana proses sekresi hormon pada steroid?
2. Bagaimana efek samping penggunaan steroid dan cara mengatasinya?
3. Apa yang menyebabkan steroid itu banyak digunakan untuk membesarkan otot ?
saya akan menangapi permasalahan no 2
BalasHapusberdasarkan sumber yang saya baca. berikut ini merupakan Efek yang Mungkin Muncul pada Pemakai Steroid:
Pemakaian steroid dalam jangka panjang bisa mengakibatkan seseorang mengalami kecanduan. Serupa dengan kecanduan narkoba, melepaskan diri dari pemakaian steroid bukan hal yang mudah. Bahkan banyak yang masih menggunakannya meski kesehatan mereka menurun akibat zat ini.
Meski sudah berhenti memakai steroid, efek yang ditimbulkannya tidak serta merta hilang. Beberapa efek dari penggunaan steroid dalam jangka panjang dan dengan dosis yang besar pada pria, antara lain:
>Rasa sakit saat penis mengalami ereksi.
>Terjadinya penyusutan pada ukuran testis.
>Jumlah sperma menurun.
>Mengalami pembesaran payudara.
>Berisiko kepada kemandulan dan mengalami impotensi.
Sementara itu, efek steroid yang muncul jika digunakan secara jangka panjang oleh wanita, antara lain:
>Tumbuh bulu berlebihan pada tubuh dan wajah.
>Suara menjadi berat seperti suara pria.
>Terjadi pembesaran pada klitoris.
>Berisiko menyebabkan menstruasi yang tidak teratur.
>Mengalami penyusutan ukuran payudara.
Selain efek terkait reproduksi di atas, beberapa efek negatif secara umum yang bisa diakibatkan oleh penggunaan steroid dalam jangka panjang, antara lain:
>Menyebabkan rasa nyeri pada otot.
>Membuat pertumbuhan terhambat bagi pemakai usia remaja.
>Bisa menyebabkan tumbuhnya tumor hati.
>Menyebabkan kerontokan rambut dan kebotakan .
>Terjadinya pembesaran tidak normal pada otot jantung.
>Menyebabkan perilaku agresif .
>Membuat stretch mark pada kulit.
>Menimbulkan masalah jerawat.
>Bisa menyebabkan adanya kelainan lipid darah sehingga memperbesar risiko terkena penyakit jantung.
Meski begitu, steroid banyak digunakan untuk menangani berbagai penyakit. Salah satu fungsi positif untuk tubuh adalah untuk mengurangi terjadinya peradangan dan menekan sistem kekebalan tubuh, terutama pada penyakit-penyakit tertentu. Hanya saja untuk tujuan tersebut, diperlukan petunjuk dokter untuk pemakaian yang tepat.
baik saya akan menjawab permasalahan no 3
BalasHapusSteroid yang sering digunakan untuk membesarkan otot adalah steroid anabolik. Steroid untuk membesarkan otot ini merupakan bahan sintetis yang mirip dengan hormon seks pria (hormon testosteron). Karena steroid mirip dengan hormon testosteron pada pria, maka penggunaan steroid ini bisa menyebabkan ciri dan karakteristik pria muncul, seperti tumbuh janggut dan kumis, serta mendukung perkembangan otot dan tulang. Karena manfaatnya tersebut, steroid anabolik sintetis digunakan secara medis untuk merangsang pubertas pada pria atau untuk menghambat kehilangan otot pada penderita AIDS dan kanker. Namun, steroid anabolik sintetis juga sering digunakan secara ilegal untuk membesarkan otot, terutama di kalangan atlet.
Ada banyak tipe steroid berbeda yang akan memberi efek berlainan juga pada tubuh. Misalnya kolesterol dan hormon pria testosteron, keduanya adalah tipe steroid yang berbeda.
HapusLain halnya dengan steroid sintetik. Zat ini sering diresepkan untuk mengobati penyakit asma dan sindrom iritasi perut. Steroid anabolik pada dasarnya adalah molekul yang punya struktur dan fungsi sama dengan testosteron.
Hormon seks pria, testosteron merupakan zat kimia pembawa pesan yang menempel pada reseptor selular untuk membuat beberapa hal terjadi di area tertentu di tubuh. Misalnya, muncul jenggot, otot, dan karateristik maskulin lainnya.
Testosteron dalam tubuh pria lebih banyak dibanding pada wanita, ini sebabnya mengapa pria tampak maskulin.
Ada batasan testosteron yang bisa diproduksi secara alami oleh tubuh, yang berarti juga ada batasan pada pertumbuhan otot.
Nah, steroid anabolik bisa dipakai secara medis untuk merangsang pubertas pria atau mengatasi penyakit yang membuat penderitanya kehilangan berat badan, seperti kanker atau AIDS.
Secara ilegal, steroid tersebut sering dipakai oleh individu yang ingin membentuk otot. Mereka rutin menyuntikkan atau menelan pil steroid setiap hari dengan dosis 10 sampai 100 kali yang disarankan medis agar mendapat tubuh berotot.
Baiklah saya akan mencoba menjawab permasalahan pertama, Hormon steroid bekerja melalui satu mekanisme dasar : penyatuan hasil sintesis protein yang baru diinduksi oleh hormon steroid dengan sel target.
BalasHapusSetelah hormon steroid di sekresi oleh kelenjar endokrin, 95 - 98% akan berada dalam sirkulasi atau terikat dengan protein transpor yang spesifik. 2 – 5% sisanya bebas berdifusi ke dalam semua sel. Setelah berada dalam sel, steroid hanya dapat menghasilkan respon dalam sel yang memiliki reseptor intraseluler yang spesifik untuk hormon yang bersangkutan. Ikatan antara hormon dengan reseptor yang spesifik merupakan kunci untuk kerja hormon pada jaringan target. Dengan demikian maka :
Reseptor estrogen dapat ditemukan dalam otak dan sel target spesifik untuk reproduksi wanita seperti uterus dan payudara.Folikel rambut pada wajah, jaringan erektil pada penis mengandung reseptor androgenReseptor glukokortikoid dijumpai pada semua sel oleh karena glukokortikoid diperlukan untuk mengatur fungsi umum seperti metabolisme dan stresSemua anggauta kelompok utama steroid seks (androgen, progestindan estrogen) bekerja melalui rangkaian kerja serupa untuk menghasilkan respon seluler berupa :
Pemindahan steroid ke dalam nukleusPengikatan intra nuklearMengaktivasi reseptor dari bentuk tidak aktif menjadi aktifPengikatan kompleks reseptor-steroid ke elemen regulator dalam DNA (desoksiribunukleic acid)Transkripsi dan sintesis messenger asam ribonukleat (mRNA) yang baruTranslasi mRNA dengan sintesis protein baru dalam selMekanisme kerja glukokortikoid dan mineralokortikoid berbeda dengan mekanisme kerja steroid seks. Keduanya terikat pada reseptor dalam sitoplasma sel. Kompleks reseptor-hormon secara berturutan dipindahkan ke nukleus dan akan berikatan dengan DNA.
saya akan menambahkan jawaban no 3.
BalasHapusSaat melakukan olahraga, seperti latihan beban, otot-otot kita yang terbuat dari serabut otot, akan pecah. Agar otot itu bisa bekerja dengan optimal, otot yang pecah tadi harus diperbaiki dan tambahan protein dibutuhkan agar seratnya kembali utuh dan lebih tebal. Otot bisa bertambah dalam hal ukuran. Prosesnya disebut dengan hipertropi otot. Namun tidak bisa semaksimal yang kita inginkan karena ada batasan produksi alami testosteron. Jadi, harapan kita untuk memiliki tubuh tegap berotot juga tidak bisa cepat didapatkan. Steroid anabolik memungkinkan lebih banyak protein dihasilkan tubuh, sehingga otot pun lebih besar. Walau begitu, latihan olahraga yang tepat dan konsumsi makanan mengandung protein juga harus dilakukan. Sayangnya, steroid bukan hanya memengaruhi area tubuh tertentu saja, misalnya bisep. Menambahkan ekstra steroid dalam tubuh berpengaruh negatif, seperti jerawat, tekanan darah tinggi, kebotakan, disfungsi ereksi, bahkan testis mengecil. Efek samping tersebut terjadi karena tubuh tidak berfungsi seperti normalnya dan tidak dapat mengisolasi hanya pada bagian otot yang ingin kita bentuk saja. Steroid juga memengaruhi otak dan dapat memicu agresi.
saya ingin menjawab pertanyaan nomor 2, mengenai efek yang ditimbulkan oleh steroid
BalasHapus1. Menyebabkan rasa nyeri pada otot.
2. Membuat pertumbuhan terhambat bagi pemakai usia remaja
3. Bisa menyebabkan tumbuhnya tumor hati.
4. Menyebabkan kerontokan rambut dan kebotakan .
saya ingin mencoba menanggapi permasalahan pertama saudari
BalasHapusSetelah hormon steroid di sekresi oleh kelenjar endokrin, 95 - 98% akan berada dalam sirkulasi atau terikat dengan protein transpor yang spesifik. 2 – 5% sisanya bebas berdifusi ke dalam semua sel. Setelah berada dalam sel, steroid hanya dapat menghasilkan respon dalam sel yang memiliki reseptor intraseluler yang spesifik untuk hormon yang bersangkutan. Ikatan antara hormon dengan reseptor yang spesifik merupakan kunci untuk kerja hormon pada jaringan target. Dengan demikian maka :
Reseptor estrogen dapat ditemukan dalam otak dan sel target spesifik untuk reproduksi wanita seperti uterus dan payudara.
Folikel rambut pada wajah, jaringan erektil pada penis mengandung reseptor androgen
Reseptor glukokortikoid dijumpai pada semua sel oleh karena glukokortikoid diperlukan untuk mengatur fungsi umum seperti metabolisme dan stres