Teori Pemrosesan Informasi Berbantuan
Media
Teori
ini didasarkan pada model memori dan penyimpanan yang dikemukakan oleh Atkinson
dan Shiffin dalam Levitin (2002:296) menyatakan bahwa memori manusia terdiri
dari tiga jenis, yaitu sensori memori (sensory
register) yang menerima informasi melalui indra penerima seperti mata,
telinga, hidung, mulut, dan atau tangan, setelah beberapa detik informasi
tersebut akan hilang atau diteruskan pada ingatan jangka pendek (short term memory atau working memory). Informasi tersebut setelah 5 – 20 detik akan hilang
atau tersimpan ke dalam ingatan
jangka panjang (long term memory).
Teori
pemrosesan informasi berpijak pada tiga asumsi sebagaimana dikemukakan Lusiana
dalam Budiningsih (2005:82) bahwa: (a) antara stimulus dan respon terdapat
suatu seri pemrosesan informasi di mana pada masing-masing tahapan dibutuhkan
sejumlah waktu tertentu, (b) stimulus yang diproses melalui tahapan-tahapan
tadi akan mengalami perubahan bentuk atau isinya, dan (c) salah satu dari tahap
memiliki keterbatasan kapasitas.
Proses
pengolahan informasi dalam ingatan manusia diolah dalam tahapan yang berurutan,
dan tiap tahapan terjadi struktur tertentu dalam sistem memori. Pencatat indra
khususnya visual dan pendengaran, menerima isyarat-isyarat yang luas sekali
macamnya dari lingkungan. Beberapa informasi disimpan sebentar (0,5 sampai 2,0
detik) saja di dalam pencatat indera. Informasi yang telah dipilih untuk diolah
lebih lanjut masuk kedalam memori jangka pendek atau memori kerja. Sedangkan informasi
yang tidak diakomodir untuk diolah lebih lanjut selanjutnya akan hilang dari
sistem.
Dalam
memori kerja atau jangka pendek informasi tersebut selanjutnya disandikan
menjadi wujud yang bermakna dan dikirim ke memori jangka panjang untuk disimpan
secara tetap. Proses penyandian informasi dan pengiriman ke memori jangka
panjang merupakan fase inti dari belajar. Letivin (2002:322) menyatakan
terdapat tiga jenis informasi di dalam memori yang mudah untuk diingat kembali
adalah informasi yang disampaikan secara terus menerus, informasi tentang
hal-hal yang terbaru, dan informasi tentang kejadian-kejadian yang tidak biasa
dialami. Dengan demikian, pengulangan adalah yang terpenting dalam sistem
memori manusia. Dengan pengulangan akan memudahkan informasi yang berada di
ingatan jangka pendek masuk ke ingatan jangka panjang dan lebih mudah untuk
memanggil kembali informasi yang berada di ingatan jangka panjang muncul di
ingatan jangka pendek.
Implikasi
dari teori pemrosesan informasi yang memandang belajar adalah pengkodean
informasi ke dalam memori manusia seperti layaknya sebuah cara kerja komputer
dan karena memori memiliki keterbatasan kapasitas, pembelajaran harus dapat
untuk menarik perhatian siswa dan menyediakan aplikasi berulang dan praktik
secara individual agar informasi yang diberikan mudah dicerna dan dapat
bertahan lama dalam memori siswa, dan aplikasi komputer memiliki semuanya
dengan kualitas yang sangat baik.
memudahkan informasi yang berada di
ingatan jangka pendek masuk ke ingatan jangka panjang dan lebih mudah untuk
memanggil kembali informasi yang berada di ingatan jangka panjang muncul di
ingatan jangka pendek.
Implikasi dari teori pemrosesan
informasi yang memandang belajar adalah pengkodean informasi ke dalam memori
manusia seperti layaknya sebuah cara kerja komputer dan karena memori memiliki
keterbatasan kapasitas, pembelajaran harus dapat untuk menarik perhatian siswa
dan menyediakan aplikasi berulang dan praktik secara individual agar informasi
yang diberikan mudah dicerna dan dapat bertahan lama dalam memori siswa, dan
aplikasi komputer memiliki semuanya dengan kualitas yang sangat baik.
Penjelasan
lebih lanjut dari Bambang Warsita, bahwa berdasarkan kondisi internal dan
eksternal ini, Gagne menjelaskan bagaimana proses belajar itu terjadi. Model
proses belajar yang dikembangkan oleh Gagne didasarkan pada teori pemrosesan
informasi, yaitu sebagai berikut :
1.
Rangsangan yang diterima panca indera akan disalurkan ke pusat syaraf dan
diproses sebagai informasi.
2.
Informasi dipilih secara selektif, ada yang dibuang, ada yang disimpan dalam
memori jangka pendek, dan ada yang disimpan dalam memori jangka panjang.
3.
Memori-memori ini tercampur dengan memori yang telah ada sebelumnya, dan dapat
diungkap kembali setelah dilakukan pengolahan.
Seperangkat proses yang bersifat
internal yang dimaksud oleh Gagne adalah kondisi internal yaitu keadaan
dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan terjadinya
proses kognitif dalam diri individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah
rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses
pembelajaran.
Teori pemrosesan informasi bermula
dari asumsi bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam
perkembangan. Perkembangan salah satu hasil kumulatif dari pembelajaran.
Menurut teori ini, belajar merupakan proses mengelola informasi, namun teori
ini menganggap sisitem informasi yang diproses yang nantinya akan dipelajari
siswa adalah yang lebih penting. Karena informasi inilah yang akan menentukan
proses dan bagaimana proses belajar akan berlangsung akan sangat oleh sistem
informasi yang dipelajari.
Dalam bukunya Robert M. Gagne
disebutkan bahwa : A very special kind of intellectual skill, of particular in
probelem solving, is called a cognitive strategy. In term of modern
learning theory, a cognitive strategy is a control process. An internal
process by means of which thinking. Gagne mengemukakan delapan fase dalam satu
tindakan belajar. Fase-fase itu merupakan kejadian-kejadian eksternal yang
dapat distrukturkan oleh siswa atau guru. Setiap fase dipasangkan dengan suatu
proses yang terjadi dalam pikiran siswa. Kejadian-kejadian belajar itu akan
diuraikan dibawah ini, yaitu:
1.
Fase motivasi : siswa yang belajar harus diberi motivasi untuk memanggil
informasi yang telah dipelajari sebelumnya.
2.
Fase pengenalan : siswa harus memberikan perhatian pada bagian-bagian yang
esensial dari suatu kejadian instruksional, jika belajar akan terjadi.
3.
Fase perolehan : apabila siswa memperhatikan informasi yang relevan, maka ia
telah siap untuk menerima pelajaran.
4.
Fase retensi : informasi baru yang diperoleh harus dipindahkan dari memori
jangka pendek ke memori jangka panjang. Ini dapat terjadi melalui penggulangan
kembali
5.
Fase pemanggilan : pemanggilan dapat ditolong dengan memperhatikan
kaitan-kaitan antara konsep khususnya antara pengetahuan baru dengan
pengetahuan sebelumnya.
6.
Fase generalisasi : biasanya informasi itu kurang nilainya, jika tidak
dapat diterapkan diluar konteks di mana informasi itu dipelajari.
7.
Fase penampilan : tingkah laku yang dapat diamati. Belajar terjadi apabila stimulus
mempengaruhi individu sedemikan rupa sehingga performancenya berubah dari
situasi sebelum belajar kepada situasi sesudah belajar.
8.
Fase umpan balik : para siswa harus memperoleh umpan balik tentang penampilan
mereka yang menunjukkan apakah mereka telah atau belum mengerti tentang apa
yang diajarkan.
Penerapan teori yang salah dalam
situasi pembelajaran mengakibatkan terjadinya proses pembelajaran yang sangat
tidak menyenangkan bagi siswa yaitu guru sebagai sentral bersikap otoriter,
komunikasi berlangsung dalam satu arah, guru melatih dan menentukan apa yang
harus dipelajari murid. Penggunaan hukuman yang sangat dihindari para tokoh
behavioristik dianggap metode paling efektif untuk menertibkan siswa.
Metode ini sangat cocok untuk
pemerolehan kemampuan yang membutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung
unsur kecepatan spontanitas kelenturan daya tahan. Teori ini juga cocok
diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan peran orang tua.
Kekurangan metode ini adalah pembelajaran siswa yang berpusat pada guru
bersifat mekanistis dan hanya berorientasi pada hasil. Murid dipandang pasif,
murid hanya mendengarkan, menghafal penjelasan guru sehingga guru sebagai
sentral dan bersifat otoriter.
Proses informasi dalam ingatan
dimulai dari proses penyandian informasi (encoding), diikuti dengan
penyimpanan informasi (stroge) dan diakhiri dengan mengungkapkan kembali
informas-informasi yang telah disimpan dalam ingatan (retrival). Teori
belajar pemerosesan informasi mendeskripsikan tindakan belajar merupakan proses
internal yang mencakup beberapa tahapan.
Encoding adalah proses memasukkan informasi ke dalam memori.
Sistem syaraf menggunakan kode internal yang merepresentasikan stimulus
eksternal. Dengan cara ini representasi objek/kejadian eksternal dikodekan
menjadi informasi internal dan siap disimpan.
Stroge adalah
informasi yang diambilkan dari memori jangka pendek kemudian diteruskan untuk
diproses dan digabungkan ke dalam memori jangka panjang. Namun tidak semua
informasi dari memori jangka pendek dapat disimpan. Kunci penting dalam
penyimpanan di memori jangka panjang adalah adanya motivasi yang cukup untuk
mendorong adanya latihan berulang hal-hal dari memori jangka pendek.
Retrieval adalah hasil akhir dari proses memori. Mengacu pada
pemanfaatan informasi yang disimpan. Agar dapat diambil kembali, informasi yang
disimpan tidak hanya tersedia tetapi juga dapat diperoleh karena meskipun
secara teoritis informasi yang disimpan tersedia tetapi tidak selalu mudah
untuk menggunakan dan menempatkannya.
Teori ini ditemukan oleh Gagne
yang didasarkan atas hasil riset tentang faktor-faktor yang kompleks pada proses
belajar manusia. Penelitiannya diamksudkan untuk menemukan teori pembelajaran
yang efektif. Analisanya dimulai dari identifikasi konsep hirarki belajar,
yaitu urut-urutan kemampuan yang harus dikuasai oleh pembelajar (peserta didik)
agar dapat mempelajari hal-hal yang lebih sulit atau lebih kompleks.
Teori
pemrosesan informasi umumnya berpijak pada tiga asumsi berikut :
1. Antara
stimulus dan respon berpijak pada asumsi, yaitu pemrosesan informasi ketika
pada masing-masing tahapan dibutuhkan sejumlah waktu tertentu
2.
Stimulus yang diproses melalui tahap-tahapan tadi akan mengalami perubahan
bentuk ataupun isinya
3. Salah
satu tahapan mempunyai kapasitas yang terbatas.
Dari ketiga asumsi tersebut,
dikembangkan teori tentang komponen, yaitu komponen struktur dan pengatur alur
pemrosesan informasi (proses kontrol). Komponen-komponen pemrosesan informasi
dipilih berdasarkan perbedaan fungsi, kapasitas bentuk informasi, serta proses
terjadinya ”lupa”. Ketiga komponen tersebut adalah sebagai berikut :
a.
Sensory Receptor (SR)
Sensory Receptor adalah sel tempat pertama kali informasi
diterima dari luar. Di dalam SR informasi ditangkap dalam bentuk aslinya,
informasi hanya bertahan dalam waktu yang sangat singkat dan mudah tergangu
atau berganti.
b. Working
Memory (WM)
Working Memory diasumsikan mampu menangkap
informasi yang mendapat perhatian individu, perhatian dipengaruhi oleh
persepsi. Karekateristik Working Memory adalah memiliki kapasitas
terbatas (informasi hanya mampu bertahan 15 detik jika tidak diadakan
pengulangan) dan informasi dapat disandi dalam bentuk yang berbeda dari
stimulus aslinya. Artinya agar informasi dapat bertahan dalam WM, upayakan
jumlah informasi tidak melebihi kapasitas disamping melakukan pengulangan.
c.
Long Term Memory (LTM)
Long Term Memory diasumsikan: 1) berisi semua
pengetahuan yang telah dimiliki oleh individu, 2) mempunyai kapasitas tidak
terbatas, dan 3) bahwa sekali informasi disimpan di dalam LTM, ia tidak akan
pernah terhapus atau hilang. Sedangkan lupa adalah proses gagalnya memunculkan kembali
informasi yang diperlukan. Tennyson mengemukakan proses penyimpanan informasi
merupakan proses mengasimilisasikan pengetahuan baru pada pengetahuan yang
telah dimiliki, yang selanjutnya berfungsi sebagai dadar pengetahuan.
Pada taraf
aplikasi, teori sibernetik dalam pembelajaran telah banyak dikembangkan,
diantarannya adalah pendekatan-pendekatan yang berorientasi pada pemrosesan
informasi. Berdasarkan pendekatan ini Reigeluth, Bunderson, dan Merril
mengembangkan strategi penataan isi atau materi pembelajaran berdasarkan empat
hal, yakni pemilihan, penataan urutan, rangkuman dan sintesis.
Teori
pemrosesan informasi memiliki keunggulan dalam strategi pembelajaran, yaitu
sebagai berikut :
1. Cara
berpikir yang berorientasi pada proses lebih menonjol
2.
Penyajian pengetahuan memenuhi aspek ekonomis
3.
Kapabilitas belajar dapat disajikan lebih lengkap
4. Adanya
keterarahan seluruh kegiatan belajar kepada tujuan yang ingin dicapai
5. Adanya
transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang sesungguhnya
6.
Kontrol belajar memungkinkan belajaar sesuai irama masing-masing individu
7.
Balikan informatif memberikan rambu-rambu yang jelas tentang tingkat unjuk
kerja yang telah dicapai dibandingkan dengan unjuk kerja yang diharapkan.
Permasalahan :
1. Hal apasajakah yang harus
diperhatikan guru agar suatu pengetahuan dapat diingat
siswa dengan mudah ?
2. Bagaimana
cara guru memilih media yang cocok untuk siswa agar dalam mengolah informasi kedalam memori jangka
panjang maupun jangka pendek ?
3. Bagaimana cara yang bisa diguakan
untuk membantu siswa meningkatkan perhatin,memori,keahlian sehingga siswa dapat
memproses informasi secara lebih efektif dalam proses belajar ?
saya akan mejawab permasalahan nomor 1 .
BalasHapuspeserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda, maka idealnya guru harus mampu menggabungkan berbagai gaya belajar siswa, mulai dari yang dominan belajar dengan gaya audio, visual maupun kinestetik. Namun pada kenyataannya guru dihadapkan pada kendala teknis yang membuat gabungan gaya belajar tersebut menjadi sulit diterapkan di kelas. Oleh karena itu guru kembali dituntut untuk mampu menghadirkan suasana belajar yang menyenangkan dan bisa menarik sebanyak mungkin perhatian dan minat siswa.
Berikut ada beberapa metode yang ditawarkan oleh banyak pakar dalam menyiasati kendala diatas, diantaranya adalah dengan :
1. Siswa diminta untuk mengemukakan kembali informasi dengan kalimat mereka sendiri
2. Guru mampu memberikan contoh yang dekat dengan kehidupan dan pengalaman mereka sehari-hari
3. Menerangkan dalam berbagai bentuk informasi (lisan, model, gambar, suara) dan situasi
4. Mengaitkan suatu materi dengan fakta atau gagasan lain yang tengah berkembang dilingkungan siswa
5. Menjelaskan dengan berbagai cara (berdiri, bergerak, intonasi dan mimik) atau melalui ceramah, latihan dan diskusi
6. Membuat lawan atau kebalikan ( sesuatu yang ganjil lebih mudah diingat) dari materi yang diterangkan
Baiklah disini saya ingin menambahkan sedikit bahwasanya seorang guru dapat mengajak peserta didik mempraktekan langsung tentang materi yang diajarkan, karena dengan turun langsung atau mempraktekan secara langsung maka peserta didik lebih mudah untuk memahami dan mengingat tentang materi yg disampaikan, karena dengan mempraktekan langsung maka ia akan menggunakan kelima alat indera nya dan biasanya hal ini akan memperlambat daya lupa peserta didik, misalnya tentang asam basa maka seorang guru bisa saja mengajak siswa nya membuktikan bagaimana sifat asam asam ataupun basa dengan mencelupkan kertasnlakmus ke dalam suatu larutan yg akan diuji
Hapusbaiklah saya sependapat dengan jawaban nurul dan novia, seperti yang kita ketahui informasi yang ditangkap oleh indera dari lingkungan fisik ditujukan ke dalam ingatan jangka pendek, simpanan jangka pendek memproses informasi sekitar 0,5 detik sampai 2 detik dan berkapasitas 5-9 item, jika informasi itu tidak hilang dari ingatan jangka pendek dalam waktu ini, maka informasi masuk ke dalam ingatan kerja jangka pendek dan berproses selama 20 detik, selanjutnya tersimpan dalam ingatan jangka panjang (gudang ingatan), informasi tersebut dapat tersimpan mulai dari satu menit sampai kepada tidak terhingga atau sepanjang hayat. agar suatu materi bisa diingat dengan mudah oleh siswa kita harus menyajikan informasi dalam bentuk gambar atau video sehingga siswa bisa melihatnya secara langsung. pembelajaran juga harus di ulang-ulang sehingga bisa dengan mudah masuk ke memori jangka panjang, pegulangan tersebut bisa dalam bentuk latihan soal-soal yang berhubungan dengan materi
HapusBaiklah saya akan menjawab pertanyaan no 2
BalasHapusMenurut saya kita bisa mengambil media Komputer di dunia pendidikan tidak hanya digunakan untuk mempelajari seluk beluknya, tetapi juga sebagai sarana komunikasi serta sebagai media dalam proses pembelajaran. Hal ini karena potensi komputer yang dapat dimanfaatkan untuk dunia pendidikan telah sangat luas dan menjangkau berbagai kepentingan. Proses pembelajaran dapat juga dilaksanakan dengan bantuan komputer.
Secara garis besar komputer dimanfaatkan dalam dua macam penerapan, yaitu dalam bentuk pembelajaran dengan bantuan komputer (Computer Assisted Instructional-CAI), dan pembelajaran berbasis komputer (Computer Based Instruction-CBI). Dalam banyak hal kedua penerapan dalam pemanfaatan komputer untuk pembelajaran ini adalah sama. Perbedaan yang menonjol diantara keduanya terletak pada fungsi perangkat lunak yang digunakan. Pada CAI perangkat lunak yang digunakan berfungsi membantu guru dalam proses pembelajaran, seperti sebagai multimedia, alat bantu dalam presentasi maupun demontrasi atau sebagai alat bantu dalam pelaksanaan pembelajaran. Adapun pembelajaran berbasis komputer (CBI) mempunyai fungsi lebih luas. Perangkat lunak dalam CBI disamping bisa dimanfaatkan sebagai fungsi CAI, bisa juga dimanfaatkan dengan fungsi pembelajaran individual (individual learning).
Dalam pembelajaran bermedia komputer ini siswa berhadapan dan berinteraksi secara langsung dengan komputer. Interaksi antara komputer dan siswa ini terjadi secara individual dan komputer memang memiliki kemampuan untuk itu. Dengan demikian apa yang dialami siswa satu dengan lainnya tidak akan sama. Potensi pelayanan terhadap perbedaan siswa inilah komputer digunakan dalam sistem pembelajaran.
Ciri-ciri Media Pembelajaran Berbantuan Komputer
Ciri-ciri media yang dihasilkan teknologi berbantuan komputer (baik perangkat keras maupun perangkat lunak) sebagai berikut:
(1) dapat digunakan secara acak, non-sekuensial, atau secara linier,
(2) dapat digunakan berdasarkan keinginan siswa atau berdasarkan keinginan perancang/pengembang sebagaimana direncanakannya,
(3) biasanya gagasangagasan disajikan dalam gaya abstrak dengan kata, simbol dan grafik,
(4) prinsip-prinsip ilmu kognitif untuk mengembangkan media ini, dan
(5) pembelajaran dapat berorientasi siswa dan melibatkan interaktivitas siswa yang tinggi.
Keuntungan Media Pembelajaran Berbasis Komputer
Terdapat beberapa kelebihan media berbantuan komputer terkait dengan multimedia interaktif yaitu:
1. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah secara individual.
2. Menyediakan presentasi yang menarik dengan animasi.
3. Menyediakan pilihan isi pembelajaran yang banyak dan beragam.
4. Mampu membangkitkan motivasi siswa.
5. Mampu mengaktifkan dan menstimulasi metode pembelajaran dengan baik.
6. Meningkatkan pengembangan pemahaman siswa terhadap materi yang disajikan.
7. Merangsang siswa mendapat pengalaman bersifat konkrit, dan retensi siswa meningkat.
8. Memberikan umpan balik secara langsung.
9. Siswa dapat menentukan sendiri percepatan belajarnya.
10. Siswa dapat melakukan self evaluation.
Hal ini didukung oleh Wankat dan Orenovicz bahwa keuntungan lain dari pembelajaran berbantuan komputer adalah memberikan kemudahan bagi guru mengembangkan materi pembelajaran lebih lanjut yaitu:
1. Mengakomodasi siswa yang lamban karena dapat menciptakan iklim belajar yang efektif dengan cara yang lebih individual.
2. Merangsang siswa untuk mengerjakan latihan karena tersedianya animasi grafis, warna dan musik.
3. Kendali berada pada siswa sehingga percepatan belajar disesuaikan dengan tingkat kemampuan.
Saya ingin sedikit menambahkan, terkait permasalahan no.2 cara pemilihan media yg tepat agar dpt tersimpan dlm memori jangka panjang/pendek. Nah untk pemrosesan sndiri, itu dipengaruhi oleh beberapa hal. Diantaranya terlalu bnyk informasi yg diberikan maka pemrosesan hanya akan berlangsung smpai memori jangka pendek saja. Sehingga dlm memberikan informasi ada baiknya diberikan kesempatan dlm pemrosesan agar bisa masuk pd memori jangka panjang. Berdasarkan jurnal yg saya baca, Ibrahim (1991:24) menyatakan beberapa pedoman yang dapat digunakan untuk memilih media pembelajaran, antara lain:
Hapus(1) sebelum memilih media pembelajaran, guru harus menyadari bahwa tidak ada satupun media yang paling baik untuk mencapai semua tujuan. masing-masing media mempunyai kelebihan dan kelemahan. penggunaan berbagai macam media pembelaiaran yang disusun secara serasi dalam proses belajar mengajar akan mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran
(2) pemilihan media hendaknya dilakukan secara objektif, artinya benar-benar digunakan dengan dasar pertimbangan efektivitas belajar siswa, bukan karena kesenangan guru atau sekedar sebagai selingan
(3) pernilihan media hendaknya memperhatikan syarat-syarat (a) sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, (b) ketersediaan bahan media, (c) biaya pengadaan, dan (d) kualitas atau mutu teknik.
Baiklah saya akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 3, dimana hal yang dapat dilakukan guru agar siswa memperhatikan dalam pembelajaran agar informasi yg di dapatkan dapat di serap dengan baik adalah
BalasHapus1. Awali apersepsi dengan kegiatan menyenangkan
Mengawali atau memulai kegiatan pembelajaran harus dilakukan dengan hati-hati.
Karena pada awal kegiatan ini lah Anda akan memancing perhatian siswa agar fokus pada pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam waktu beberapa jam.
Kegiatan yang bersifat menyenangkan perlu Anda berikan.
Hal ini akan menarik perhatian siswa agar ingin mengetahui lebih jauh materi pelajaran yang akan dipelajari siswa.
2. Berikan game ketika proses pembelajaran
Siswa akan lebih tertarik pada proses apabila dalam kegiatan pembelajaran tersebut menyenangkan.
Salah satu untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan adalah melalui game atau permainan.
Permainan yang dimaksudkan disini adalah permainan yang menunjang proses pembelajaran.
Namun, perlu juga menjadi perhatian guru adalah jangan sampai permainan yang bertujuan agar siswa lebih fokus dalam belajar, membuat Meraka malah bermain main dalam belajar.
3. Libatkan media pembelajaran
Setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda untuk memahami suatu konsep.
Ada siswa yang begitu cepat untuk memahami materi pembelajaran dan tidak sedikit siswa yang lambat dalam belajar.
Mengetahui kondisi ini, guru haru lebih mengetahui tentang gaya belajar siswa. Ada siswa yang begitu cepat memahami materi pelajaran hanya dengan menyimak penjelasan dari guru.
Ada pula siswa yang mampu memahami materi pelajaran hanya dengan membaca buku saja. Dan tidak sedikit siswa yang bisa mengerti suatu konsep ketika siswa tersebut membaca dan memperoleh penjelasan dari guru.
Situasi ini yang membuat guru harus menggunakan alat bantu dalam proses pembelajaran sehingga siswa dengan kemampuan yang kurang bisa memperoleh layanan pendidikan dan mereka pun bisa mengikuti pelajaran dengan baik.
disini saya ingin memberikan pendapat mengenai permasalahan no 1 yaitu Hal apasajakah yang harus diperhatikan guru agar suatu pengetahuan dapat diingat siswa dengan mudah.
BalasHapusyang pertama yaitu guru harus memastikan terlebih dahulu materi yang disampaikan itu runtut dan tidak berbelit belit, dan hal yang perlu diperhatikan selanjutnya yaitu guru memastikan siswa mengamati proses pembelajaran; memastikan siswa menanya, materi yang telah disampaikan; memastikan siswa mengumpulkan informasi, ini dapat berupa membuat catatan atau mencari sumber lain selain didapatka di kelas selama proses pembelajaran; memastikan siswa mengasosiasi; dan siswa mampu mengkomunikasikan, jika siswa itu benar2 paham mereka akan mampu mengomunikasikan apa yang dia peroleh, jika hal ini dilatih, maka siswa mampu mengingat pelajaran dengan mudah
saya sependapat dengan nisa, intinya guru dapat mencipkan hal-hal unik agar materi tersebut dapat diingat dengan anak. misalnya rumus-rumus dapat dibuat nyanyian, puisi, pantun atau singkatan-singkatan yang menarik.
HapusSedikit menambahkan, terlebih dahulu guru harus menganalisis karakteristik siswa dan lingkungannya.merumuskan tujuan, Mengkaji materi yang akan dkberikan serta memprediksi kebutuhan siswa agar tujuan pembelajran tercapai.
HapusSaya akan menjawab pertanyaan nomor 1.
BalasHapusSalah satu yang harus diperhatikan guru Agar siswa mudah mengingat pembelajaran yaitu dengan teknik penyampaian materi yang menarik, adapun teknik penyampaian materi yang dapat digunakan yaitu sebagai berikut :
Ada beberapa macam bentuk teknik penyajian belajar mengajar, yaitu:
1. Teknik Diskusi
Teknik diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru di sekolah, yang dimana di dalam teknik ini terjadi proses interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah, dapat juga semuanya aktif tidak ada yagn pasif sebagai pendengar.
2. Teknik Kerja Kelompok
Teknik kerja kelompok adalalah suatu cara mengajar, di mana siswa di dalam kelas dipandang sebagi suatu kelompok atau dibagi menjadi beberapa kelompok. Mereka bekerja bersama dalam memecahkan masalah, atau melaksanakan tugas tertentu, dan berusaha mencapai tujuan pengajaran yang telah ditentukan oleh guru.
3. Teknik Penemuan (Discovery)
Teknik penemuan merupakan proses dimana seorang siswa melakukan proses mental yang harus mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip, yang dimaksud proses mental ialah mengamati, mencerna, mengerti menggolong-golongkan, membuat dugaan membuat kesimpulan dan lain sebagainya. Sedangkan prinsip yang dimaksud dengan prinsip ialah siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan memberiakn instruksi.
4. Teknik Penyajian Tanya-Jawab
Teknik penyajian tanya-jawab ialah suatu cara untuk memberikan motivasi pada siswa agar bangkit pemikirannya untuk bertanya, selama mendengarkan pelajaran atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai isi pelajaran yang sedang diajarkan guru agar dimengerti, bermanfaat dan dapat diingat dengan baik.
Saya akan menjawab permasalahan yang ketiga cara untuk membantu siswa yaitu dengan menggunakan multimedia yang sesuai dengan matetinya, dirancang soal-soal yang akan melatih ingatan siswa terhadap materi pembelajaran serta diadakan evaluASI setelahnya
BalasHapus